Skip to main content

Doa Bertemu Malam Lailatul Qadar



Doa Bertemu Malam Lailatul Qadar

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata : “Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam itu adalah malam lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau shalallahu alaihi wasallam menjawab : Katakanlah

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

”Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).

HR. Tirmidzi 3513

Comments

Popular posts from this blog

Doa Wudhu

Doa Wudhu KITAB THAHARAH (PERIHAL BERSUCI) Oleh Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi A. Thaharah dengan Air, yaitu Wudhu dan Mandi 1. Wudhu a. Tata caranya: Dari Humran bekas budak ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu : أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوْءٍ فَتَوَضَّأَ: فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِ هذَا ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِ هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيْهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. “‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu minta diambilk

Doa Adzan

Doa Adzan Ada lima amalan yang semestinya diamalkan ketika mendengar azan. Apa saja itu? Lima amalan tersebut telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut: (1) mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh muadzin . (2) bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Allahumma sholli ‘ala Muhammad atau membaca shalawat ibrahimiyyah seperti yang dibaca saat tasyahud. (3) minta pada Allah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wasilah dan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah: Allahumma robba hadzihid da’watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa ‘adtah … (4) membaca: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Sa’ad bin Abi Waqqash. (5) memanjatkan doa sesuai yang diinginkan. (Lihat Jalaa-ul A

Doa Anak Sakit

Doa Anak Sakit Anak bagaikan permata yang begitu berharga bagi orangtua. Tak ternilai harganya dan senantiasa melekat dalam sanubari ayah ibunya. Hal ini dirasakan oleh setiap orangtua, bahkan oleh seseorang yang paling mulia, Rasulullah n. Demikian pula orang yang paling mulia setelah beliau, Abu Bakr Ash-Shiddiq z. ‘Aisyah x menceritakan: قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ z يَوْمًا: وَاللهِ، مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ عُمَرَ، فَلَمَّا خَرَجَ رَجَعَ فَقَالَ: كَيْفَ حَلَفْتُ أَيْ بُنَيَّةُ؟ فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: أَعَزُّ عَلَيَّ، وَالْوَلَدُ أَلْوَطُ “Suatu hari, Abu Bakr Ash-Shiddiq z mengatakan, ‘Demi Allah, tak ada seorang pun di atas bumi ini yang lebih kucintai daripada ‘Umar (Umar bin Khaththab z, red.)!’ Ketika Abu Bakr kembali, dia pun bertanya, ‘Bagaimana sumpahku tadi, wahai putriku?’ Aku pun mengatakan kembali apa yang diucapkannya. Kemudian Abu Bakr berkata, ‘Dia memang sangat berarti bagiku, namun anak lebih melekat di dalam hati’.” (HR. Al-B